Nama: Alda Miranti (202146500756)
Surya Ahmad Pajar (202146500758)
Kelas: R4J
Literature Review
Jurnal 1
Judul: Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand de Saussure pada Film "Berpayung Rindu"
Objek: Film "Berpayung Rindu"
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure dapat dilihat dari penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis semiotika Ferdinand de Saussure terdapat tanda-tanda yang ditampilkan pada film web series “Berpayung Rindu”. Film ini tidak terlepas dari kemampuan sutradara dalam membaca situasi dan menyesuaikan dengan kondisi zaman. Film ini menampilkan beberapa adegan visual, dan teks yang memeliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter terhadap seseorang.
Jurnal 2
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Sausussure pada Insert Budaya "Tanampo" di Sriwijaya Radio
Objek: Insert Budaya pada "Tanampo" di Sriwijaya Radio
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penggunaan teori semiotika Ferdinand de Saussure dapat dilihat dari penanda (Signifier) dan pertanda (Signified) beserta pesan moral yang terkandung dalam insert tersebut dimana mengisahkan seorang pemuda pada zaman dahulu bernama Dempo Awang yang durhaka terhadap orang tuanya sehingga dia mengalami nasib buruk ketika sedang berlayar yang membuat kapalnya karam dan bekal sembako yang dibawanya tenggelam dikarenakan sumpahan yang Ia dapat dari Ibunya.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian analisis semiotika Ferdinand de Saussure terkait pada insert budaya "Tanampo" di Sriwijaya Radio ada beberapa tanda yang disebutkan. Kemampuan para kreatif insert budaya "Tanampo" dalam menyampaikan pesan tersebut dapat membuat para pendengar merealisasikan ke dalam pikiran mereka, sehingga menimbulkan theatre of mind pendengar itu sendiri. Oleh karena itu, pesan moral yang ada pada insert budaya "Tanampo" tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami.
Jurnal 3
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Film "The Call"
Objek: Nilai Kemanusiaan dalam Film "The Call"
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure untuk analisis film “The Call” akan dilihat dari adegan, dialog dan setting. Menurut Saussure, spek lain dari penanda, yaitu mitos, yang artinya menandai suatu masyarakat dimana mitos tersebut terletak pada tingkat kedua dari penandaan. Setelah terbentuk sistem tanda (sign) – penanda (Signifier) – petanda (Signified), tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.
Kesimpulan: Nilai kemanusiaan di representasikan melalui adegan, adegan yang menggambarkan nilai kemanusiaan dalam scene yang telah dianalisis yaitu adanya rasa kepedulian terhadap sesama, dimana sosok Jordan yang memperhatikan warga yang sedang dalam keadaan darurat yang diculik menandakan bahwa Jordan memiliki rasa kepedulian pada sesama. Pada adegan juga memperlihatkan rasa peduli. Rasa keperdulian adalah salah satu cerminan rasa kemanusiaan. Pada adegan yang menandakan adanya rasa peduli dilihat dari adegan Jordan dimana ia berusaha untuk mengerahkan semua tenaganya untuk membantu Casey dari serangan penculiknya hal ini berarti seorang petugas telepon darurat memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan juga. Dari kedua adegan tersebut merepresentasikan nilai kemanusiaan.
Jurnal 4
Judul: Analisis Semiotika Makna Motivasi pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji
Objek: Makna motivasi pada lirik lagu "laskar pelangi" karya Nidji
Pendekatan/Metode: Kualitatif Interpretatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure yaitu adanya penanda (signifier) dan petanda (signified). Unsur tersebut akan dipisahkan dan mempermudah untuk melakukan interpretasi terhadap lirik lagu “Laskar Pelangi”. Pemisah antar bait tersebut akan memandu peneliti dalam melakukan interpretasi terhadap lirik lagu “Laskar Pelangi” yang dikaitkan dengan realitas sosial pada saat sang pencipta menciptakan lagu tersebut.
Kesimpulan: Lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam menggapai mimpi, motivasi yan tercermin dari bait pertama yang menceritakan tentang bahwa mimpi, angan – angan yang dicita – citakan adalah kunci atau alat yang digunakan untuk membuka harapan –harapan menaklukkan dunia
Jurnal 5
Judul: Analisis Semiotika Poster “Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari covid-19”
Objek: Poster “Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari Covid-19”
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda). Tanda verbal dan tanda visual pada poster ini menggambarkan penanda dan petanda yang merepresentasikan makna dari setiap unsur yang ada pada poster tersebut.
Kesimpulan: Aspek verbal merujuk pada tanda-tanda verbal seperti beberapa kata yang terdapat pada poster tersebut diantaranya; memakai masker dengan benar, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal 1 meter, vaksinasi covid-19, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Sedangkan aspek visual merujuk pada aspek visual yang terdiri dari aspek warna, gambar serta posisi dari gambar yang ada pada poster tersebut.
Jurnal 6
Judul: Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih Karya Denny Caknan; Studi Semiotika Ferdinand De Saussure
Objek: Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih Karya Denny Caknan
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda). Tanda berupa kata/lirik, suara musik pengiring dan visualisasi video klip ini merepresentasikan nilai-nilai budaya yang ada pada lagu tersebut.
Kesimpulan: Nilai-nilai kebudayaan secara spesifik tersematkan atau tertuang dalam lirik lagu, musik pengiring, atau visualisasi pada video klip. Beberapa bentuk atau unsur budaya yang diangkat pada lagu Ndas Gerih antara lain; bahasa, alat musik gamelan, logat Jawa Mataraman, profesi badut, tradisi kenduri/bancaan, agama Islam, dan tarian rakyat Reog Ponorogo. Nilainilai yang dapat ditelusuri melalui tampilan budaya dalam lagu tersebut terdiri atas nilai tradisi, nilai persaudaraan, nilai religius dan nilai ekonomi.
Jurnal 7
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Desain Kemasan Bakpia Tugu Jogja
Objek: Desain kemasan bakpia tugu jogja
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda). Tanda verbal seperti tipografi dan tanda visual yaitu siluet monokromatik tugu Jogja pada desain kemasan bakpia tugu Jogja.
Kesimpulan: Desain kemasan produk Bakpia Kukus Tugu Jogja secara garis besar merepresentasikan identitas dari produk tersebut dengan menawarkan inovasi berupa sajian produk bakpia yang modern dan mewah namun tidak melupakan nilai-nilai luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan kesetaran. Melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure, didapat beberapa penggunaan elemen dan prinsip DKV di dalam tanda-tanda verbal dan visual seperti pemaknaan modern dan mewah tergambarkan dalam penggunaan tipografi sans serif, script, serta objek yang diberi warna emas mengkilap. Sedangkan untuk pemaknaan kebijaksaan dan kesetaran tergambarkan dalam penggunaan warna cokelat tua pada beberapa objek.
Jurnal 8
Judul: Makna Pesan Lagu “Pilu Membiru”, “Rehat” dan “Sulung” Karya Kunto Aji (Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure)
Objek: Makna Pesan Lagu “Pilu Membiru”, “Rehat" dan “Sulung” Karya Kunto Aji
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda)
(A). Aspek penanda dari lagu ini memerlihatkan bahwa „Sulung‟ merupakan lagu dengan lirik paling repetitif di antara kedua lagu lainnya. Hal ini masuk akal mengingat durasi lagu hanya sepanjang 1 menit dan intensi penulisnya yang mengiginkan penekanan pada makna lagu.
(B). Aspek pertanda dari lagu ini memerlihatkan diksi yang lebih tegas dari kedua lagu lainnya. Pada "Sulung" kata-kata yang dipakai berkonotasi memerintah dan meminta secara langsung dan bukannya diksi tersembunyi seperti "Pilu Membiru" dan "Rehat". Lirik yang dimaksud berbunyi Cukupkanlah Ikatanmu Relakanlah yang tak seharusnya untukmu, lirik ini diulang sepanjang durasi lagu.
(C). Aspek signifikasi dari lagu ini sangat jelas, yakni bersyukur dengan apa yang dimiliki dan tidak memaksakan sesuatu yang memang bukan seharusnya.
Kesimpulan: Tiga lagu tersebut berkesinambungan dimana "Pilu Membiru" mengungkapkan isi hati orang yang ditinggalkan sosok paling penting dalam hidupnya, "Rehat" yang mengisyaratkan menghentikan diri sejenak dari ambisi yang mengusai, dan "Sulung" yang mengingatkan bahwa apapun yang terjadi kita harus mencintai diri sendiri. Ketiga pesan yang ingin disampaikan Kunto Aji dalam lagunya ini merupakan problematika hidup yang kerap terjadi hingga dapat membuat seseorang mengalami mental illness.
Jurnal 9
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Terhadap Film "The Hunger Games"
Objek: Film "The Hunger Games"
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Terdapat beberapa tanda yang muncul dalam film "The Hunger Games", dan memberikan makna kepada penonton. Salah satu tanda yang dapat dianalisis adalah simbol lambang "The Mockingjay" yang merupakan simbol pemberontakan dan harapan bagi para pemerintah daerah di Distrik 13. Simbol ini juga menjadi representasi dari tokoh utama film, Katniss Everdeen, yang menjadi lambang perlawanan terhadap Capitol. Tanda-tanda yang muncul dalam film "The Hunger Games" memiliki makna dan pesan yang kuat bagi penonton. Melalui tanda-tanda tersebut, film ini berhasil menyampaikan pesan tentang perlawanan terhadap sistem yang tidak adil, kesetiaan pada keluarga dan teman, serta pentingnya persahabatan dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan.
Kesimpulan: Tanda-tanda yang ada dalam film "The Hunger Games" memiliki peran yang sangat penting dalam membangun makna dan pesan kepada penonton. Tanda-tanda tersebut berupa simbol, kostum, dan elemen lain yang muncul dalam film. Dengan menggunakan teori semiotika, penelitian ini dapat membantu untuk lebih memahami dan menginterpretasi tanda-tanda yang ada dalam film sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh penonton.
Jurnal 10
Judul: Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara
Objek: Nilai-nilai da'wah pada film Nussa dan Rara
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda). Pada scene-scene yang telah ditentukan inilah diuraikan dan dijelaskan penanda (signifier) dan petanda (signified)
Kesimpulan: Pada film animasi Nussa dan Rara, terdapat tiga scene yang menggambarkan adab dan akhlak, yaitu scene yang menjelaskan tentang berkata baik dan sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan scene berjuang serta berusaha.Tokoh yang ada dalam film tersebut ’yaitu Umma, Nussa, Rara, dan Anta.
Jurnal 11
Judul: Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah (Semiotika Model Ferdinand De Saussure)
Objek: Film Ku Kira Kau Rumah
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Pada film ini saat perayaan ulang tahun Niskala dalam menit ke 00.00.55-00.01.07. Contoh salah satu penanda dalam menit tersebut ialah Dialog narator “Masih ingat dengan senyumnya? Iya yang menular itu, ternyata tangisnyapun juga. Petandanya ialah Jika Niskala sedang bahagia, kedua sahabat dan orang tuanya ikut bahagia. Namun, jika Niskala sedang sedih kedua sahabat dan orangtuanya pun juga ikut bersedih.
Kesimpulan: Semiotika merupakan metode yang sebuah kajian yang mendalam, sebab itu disarankan untuk penulis lain yang kelak akan meneliti mengenai semiotika untuk mencari makna pesan agar menambah wawasan dan memperbanyak referensi mengenai objek penelitian. Penelitian ini hanya meneliti tentang makna pesan dalam film “Kukira Kau Rumah”. Untuk peneliti selanjutnya dengan topik ataupun fenomena yang serupa agar dapat mengembangkan penelitian. Diharapkan peneliti meneliti respon khalayak terhadap film ini.
Jurnal 12
Judul: Pola Komunikasi Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film Drama
Objek: Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film FatherHood
Pendekatan/Metode: Paradigma Konstruktivis
Analisis: Ditemukan tanda pada film tersebut yaitu berupa tanda visual seperti adegan, simbol dan dialog
Kesimpulan: Tanda yang merujuk pada pola komunikasi Authoritative yang dilakukan Matthew kepada Maddy, ditunjukkan sikap Matthew yang terbuka, meluangkan waktu bermain bersama anak, dan responsive.
Jurnal 13
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Objek: Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penanda yang terdapat dalam iklan Rokok A Mild versi Langkah, langkah ini adalah hasil dari apa yang kita lalui. Hal ini bisa kita ketahui dari beberapa adegan manusia yang beraktifitas dengan ekspresi Langkah sangat ringan dan ia sukai tanpa beban. Ada pula langkah berat, Langkah berderap, langkah sendiri, langkah gak melangkah, langkah melawan arus, langkah penuh dengan penasaran. Adapun petanda dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah adalah hari ini adalah langkah yang kita lalui dari berbagai macam langkah yang ditayangkan.
Kesimpulan: A Mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa.
Jurnal 14
Judul: Representasi Kemiskinan dalam Film Korea Selatan (Analisis Semiotika Model Saussure pada Film Parasite)
Objek: Representasi Kemiskinan dalam Film Parasite
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Di tengah kemodernan dan mewah ini, film Parasite dibuat untuk menyampaikan pesan massa mengenai apa yang direpresentasikan yakni kemiskinan di Korea Selatan.
Kesimpulan: Beberapa bentuk representasi kemiskinan dalam film digambarkan dengan kecil dan sempitnya rumah tokoh dalam film, hidup sebagai pengangguran, cara orang miskin berperilaku dan berbicara, lingkungan rumah miskin dan cara hidup dikejar-kejar hutang. Meskipun kebutuhan pokoknya terpenuhi, namun karena perbandingan ekonomi dengan keluarga Park membuat keluarga Kim masuk ke dalam kategori miskin relatif.
Jurnal 15
Judul: Analisis Sosok Laisa Dengan Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel “Dia Adalah Kakakku” Karya Tere Liye
Objek: Sosok Laisa di Novel Dia Adalah Kakakku
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Ditemukannya penanda pada sosok Laisa yang merupakan sosok seorang kakak yang Baik Hati, Rela Berkorban, Sosok Yang Kuat, Sosok Yang Mandiri, Sosok Kasih Sayang dan Sosok Yang Sabar pada novel tersebut.
Kesimpulan: Peneliti menemukan penanda dan petanda yang menjadi bentuk tanda sosok Laisa dalam novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye.
Jurnal 16
Judul: Analisis Semiotika Saussure Pada Karya Poster Maharani Yang Berjudul “Save Children”
Objek: Poster Save Children
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: analisis sistem penandaan yang terdapat pada poster “Save Children” ini dapat disimpulkan bahwa tanda signifier dan tanda signified cukup jelas pemaknaannya baik dari sisi pesan visual atau pesan verbal yang disampaikan.
Kesimpulan: Melalui proses analisis tanda berdasarkan teori semiotika Saussure diharapkan mampu menjadi pemicu bagi sebagian orang tua untuk memberikan kebebasan kepada anak mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Jurnal 17
Judul: Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure Pada Iklan Rokok Class Mild (Act Now) Tahun 2013 Di Youtube
Objek: Iklan Rokok Class Mild Tahun 2013
Pendekatan/Metode: Kualitatif Deskriptif
Analisis: Peneliti memoloh 9 scene karena menggambarkan peradaban masyarakat modern yang dirundung kompleksitas permasalahan hidup
Kesimpulan: Menggunakan analisis semiotika merupakan langkah yang tepat untuk menganalisis tanda, simbol, dan Bahasa dalam suatu iklan karena pada dasarnya semiotika memang digunakan untuk mencari tahu makna dari suatu objek.
Jurnal 18
Judul: Analisis Poster Video Klip Lathi: Kajian Semiotik Ferdinand De Saussure
Objek: Poster Video Klip Lathi
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti.
Kesimpulan: Perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan.
Jurnal 19
Judul: Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu “Bendera”)
Objek: Lirik Lagu Bendera
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai Nasonalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi pula.
Kesimpulan: Lagu Bendera mengkonstruksi tentang cinta tanah air serta bagaimana menjaganya.
Jurnal 20
Judul: Representasi Pendidikan Karakter Dalam Film Surau Dan Silek (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)
Objek: Film Surau Dan Silek
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Terdapat penanda dan petanda pada film yang syarat dengan pendidikan karakter. Film ini tidak terlepas dari kemampuan sutradara dalam membaca situasi dan menyesuaikan dengan kondisi zaman. Film surau dan silek menampilkan beberapa adegan visual, dan teks yang memeliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter terhadap pemuda.
Kesimpulan: Menanamkan nilai-nilai religiusitas dan budaya Minangkabau dengan media massa melalui tanda-tanda yang ditampilkan oleh sutradara dalam serial film.
Sekian untuk literature review kali ini. Saya sangat berterima kasih kepada kalian yang mau membacanya hingga selesai. Sampai jumpa lagi di cerita dan kajian selanjutnya! Bye-bye~